Dua Puluh Tujuh

Yah katakanlah beberapa bulan lalu setelah kejadian bosan hidup itu bikin saya ketar ketir menjelang nambah umur. Quarter life crisis? Bisa jadi. Jangan kira hanya remaja saja melabil mencari jati diri. Toh umur ndak menjadi jaminan menjadi dewasa dan bijaksana. Cemas menjadi-jadi apalagi ditakut-takuti dengan angka 27 yang menjelang.

Tahu 27 club? Kutip sedikit dari www.wikipedia.org :

also occasionally known as the Forever 27 Club, Club 27 or the Curse of 27—is the title for a group of popular musicians who all died at the age of 27

Hadeuh, gimana ga tambah serem. Umur kritis, rawan dipanggil Tuhan 😥 Eh, tapi hanya berlaku buat orang tenar ya. Kalo rakyat jelata semacam saya tidak dikutuk hal seperti itu kan? Kan? Kan? *mencari dukungan*

Seperti biasa saya terlalu cemas untuk hal yang belum terjadi sampai gelap mata dan hampir saja ndak melihat kalau saya kan ndak hidup sendirian. Masih ada keluarga dan teman-teman di sekitar saya yang mendukung dan (mudah-mudahan) melimpahkan rasa sayang dengan tulus. Pastinya nanti ada masa saya tersandung jatuh dan  sulit untuk berdiri tegak kembali. Tapi dengan semua ucapan selamat dan doa yang disampaikan di hari ulang tahun kemarin, rasanya tidak ada yang perlu ditakutkan karena saya punya semua yang saya butuhkan. Tuhan, keluarga dan teman-teman tersayang.

Terimakasih ya 🙂

Tentang kucingusil

seorang anak perempuan dari orang tua yang hebat dan juga kakak yang baik untuk kedua orang adik lelakinya. perempuan ini penyuka taman bermain dan taman bacaan, suka keluyuran sendiri, icip-icip makanan di pinggir jalan, mencatat perjalanannya dan membagikan cerita kepada teman-teman terbaik.
Pos ini dipublikasikan di catatan si kucing. Tandai permalink.

Satu Balasan ke Dua Puluh Tujuh

  1. kopisusu berkata:

    Sekali lagi, selamat ya sayang .. Baru bisa kasih doa. Semoga cingsil selalu bahagia, dengan senyum selalu mengembang 🙂

Tinggalkan Balasan ke kopisusu Batalkan balasan